Blog Dede Sobirin

Blog Berbagi Informasi Seputar Ajang Kontes Seo

Krakatau Steel Peduli Masyarakat Indonesia

Krakatau Steel Peduli Masyarakat Indonesia - Teruji  menghadapi  berbagai  tantangan,  mengisyaratkan  keteguhan  dalam upaya mewujudkan industri baja terbesar dan terpadu di Nusantara. Menempuh dari waktu ke waktu, pembangunan PT Krakatau Steel merupakan pendakian yang  sarat  perjuangan. Selangkah  demi  selangkah,  Krakatau  Steel  mampu bertahan dan melewati semua halangan dan tantangan. Akhirnya, PT Krakatau Steel sebagai industri baja kelas internasional terwujud. 

 

f:id:dedesobirin:20160803214314p:plain

 

Seiring  langkah  zaman,  Krakatau  Steel  melakukan  penggabungan  usaha, atau  sebaliknya, mengembangkan unit-unit pabrik menjadi anak perusahaan. Bahkan cikal  bakal Krakatau Steel atau eks-proyek Besi Baja Trikora  telah menjadi  anak perusahaan. Pada 1996 beberapa unit penunjang juga menjadi mandiri anak perusahaan. Krakatau Steel juga pernah menjadi anak perusahaan atau bagian kelompok perusahaan, seperti Pertamina, Badan Pengelola Industri Strategis, PT Pakarya Industri, dan PT Bahana Pakarya Industri Strategis.

Untuk program ekspansi saat ini sedang dibangun Hot Strip Mill (HSM) dengan kapasitas 1,5 juta ton per tahun sehingga total kapsitas HSM menjadi 3,9 juta ton per tahun. Sedangkan pengembangan di anak usaha yang telah diselesaikan adalah pengembangan kapasitas pelabuhan dari 10 juta ton pertahun menjadi 25 juta ton pertahun, pengembangan kapasitas supplai air dari 1200 liter/detik menjadi 1800 liter/detik dan pembangunan pabrik pipa baja ERW dengan kapasitas 115 ribu ton per tahun sehingga kapasitas total pabrik pipa baja menjadi 233 ribu ton per tahun.

Program efisiensi lain adalah pembangunan pabrik Blast Furnace dengan kapasitas 1,2 juta Ton pertahun yang diharapkan akan beroperasi pada semester 2 tahun ini. Dengan adanya Blast Furnace yang menghasilkan Hot Metal untuk proses pembuatan baja diharapkan dapat menurunkan biaya produksi 60 – 80 USD per ton. Kemudian pembangunan Combined Cycle Power plant (CCCP) dengan kapasitas 120 MW yang diharapkan dapat menurunkan biaya hingga 20% untuk biaya pembangkitan listrik.

Program Krakatau Steel Peduli Masyarakat Indonesia Efisiensi dan Ekspansi Irvan menjelaskan, menghadapi kondisi dan tantangan perekonomian dunia yang belum kondusif, PTKS tetap melanjutkan program efisiensi yang di tahun 2014 berhasil memangkas pengeluaran biaya sebesar US$ 195,5 juta dengan cara optimalisasi pola operasi, mengurangi biaya overhead dan sinergi dengan PT Krakatau Posco.

Sejarah adalah hikmah masa lalu, dan masa depan adalah misteri.  Lembar-lembar  sejarah akan terus  tertulis, karena kehidupan terus bergulir. Sebagai entitas yang  menyejarah, Krakatau Steel akan terus hidup bersama masyarakatnya. Kepedulian  terhadap masyarakat seputar akan meneguhkan Krakatau Steel melampui gerak masa. 

Tumbuh berkembang lebih dari empat dekade telah menggembleng Krakatau Steel seteguh baja dalam menghadapi pasang surutnya zaman.  idak hanya untuk dirinya  sendiri, namun untuk bergerak dan berdetak bersama masyarakat Banten. Melalui tanggung jawab sosial  atau Corporate Social Responsibility (CSR).

Krakatau Steel memberi kontribusi positif  bagi masyarakat sekitaranya. Dari Banten, yang  berada di tepian Jawa inilah, peradaban yang dirangkai industri baja kawakan ini bergema di seluruh Nusantara.

bergandeng tangan meraih Manfaat berSama Pabrik Krakatau Steel mengolah bahan mentah pellet bijih besi menjadi spons, yang menjadi lembaran baja dan batang kawat. Inilah karya anak bangsa dalam membangun Nusantara.

Dari ruang kendali tanur atau furnace control room, Beno S., Manajer Slab Steel Plant 2, bersama timnya mengendalikan peleburan bijih besi. Dari ruang yang berhawa dingin itu, kontrol seluruh proses peleburan berlangsung secara otomatis. “Salah satu tugas di sini, menjaga keseimbangan suhu tanur tetap pada 1.550 sampai 1.570 derajat Celsius,” terang Beno sembari menatap layar komputer yang menunjukkan suhu tanur. Dinding-dalam tanur (ladle furnace) berkapasitas 130 ton itu memang tahan panas pada rentang suhu tersebut.

Pabrik ini mengolah bahan mentah pellet bijih besi menjadi besi spons, yang lantas diolah dan dilebur menjadi lembaran baja dan batang kawat. Di luar ruang kendali, dua kru menyemburkan oksigen agar bara makin menggelegak lewat setangkai pipa logam panjang. Hawa panas meruap-ruap dari dalam dapur peleburan; kendi besi seukuran rumah tegak berdiri, plus katrol raksasa menggantung di langit-langit pabrik. Proses produksi berlangsung 24 jam dengan tiga shift kerja.

Tekad Krakatau Steel Peduli Masyarakat ini secara berkesinambungan terus kami lakukan. Melalui unit kerja tersendiri, yakni Divisi Corporate Social Responsibility (CSR) melalui Program Kemitraan dan Bina Lingkungan kami telah menggulirkan banyak dana sebagai bentuk kepedulian kami terhadap perkembangan sektor usaha kecil dan menengah, serta koperasi. Tak ketinggalan, pembinaan lingkungan pun menjadi perhatian kami. Sebagai gambaran, tahun 2011 lalu, kami telah menanamkan setidaknya 200.000 bibit pohon baru.

Saat zaman pendudukan Jepang, sebuah tanur pernah dibangun di Kalimantan Selatan, berbahan bakar batu bara. Untuk  sementara  waktu,  pergolakan  revolusi  fisik  menenggelamkan  rintisan  industri  baja  itu.  Setelah  kondisi  Indonesia  mulai  tenang,  baru  pada  1956  gagasan mendirikan industri baja mulai berkembang.

Menteri Perindustrian dan Pertambangan  saat  itu,  Chaerul  Saleh,  bersama  Djuanda  dari  Biro  Perancang  Negara (kini Bappenas), mulai menggagas industri baja nasional. Indonesia yang sedang  bergairah membangun  dipandang  perlu  memiliki  industri  pengolahan  bijih besi. Selengkapnya mengenai Krakatau Steel Peduli Masyarakat akan Perluas Pabrik HSM baca di http://ddsobirin.wagomu.id/e5304.html